Songlit = Song + Literasi, di mana cerita yang di buat kisahnya terinspirasi dari sebuah lagu.
🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Di bawah ini, songlit yang saya buat terinspirasi dari lagu 'Indonesia Raya'
Jayalah Negeriku
“Saras, sarapan dulu, nak!” pinta Bunda Mala, yang melihat Saras ke luar dari kamarnya.
“Iya Bunda,” sahut Saras.
“Oh ya ... Ras, beberapa hari lagi libur nasional Hari Kemerdekaan ‘kan?Sekolah kamu libur tidak?” tanya Bunda Mala.
“Masuk. Ada upacara, Bun. Hari sabtu sebenarnya memang aku libur,” ucap Saras.
Cuma, nanti hari sabtu, ada lomba-lomba buat anak-anak, buat memeriahkan Hari Kemerdekaan negara kita, Bun.”
Bunda Mala pun menganggukan kepalanya dan tersenyum tipis, setelah mendengar penjelasan Saras. Mereka melanjutkan sarapan pagi itu bersama.
🌻🌻🌻🌻
Sesampainya di sekolah, Saras langsung menuju ke kantor khusus ruang guru. Diletakkannya tas yang dibawanya, di atas meja.
Saras mempersiapkan buku-buku yang akan dibawanya untuk mengajar nanti. Saras mengajar mata pelajaran sejarah. Dia amat menyukai pelajaran sejarah dari mulai duduk di bangku sekolah.
Sejak kecil Saras sering mendengar tentang sejarah perjuang rakyat Indonesia saat bangsa ini dijajah. Kakeklah yang sering bercerita padanya dulu. Karena kakeknya pula sering mendapat cerita tentang sejarah bangsa ini dari ayahnya.
Kini kakek Saras telah tiada namun cerita-cerita perjuangan kakeknya dan kakek uyutnya dulu di masa penjajahan masih dapat Saras ingat. Kakeknya bernama kakek Ahmad, beliau ayah dari Bundanya. Bunda Mala anak bungsu dari sepuluh bersaudara. Walau kakek Ahmad sudah berusia 80 tahun saat Saras kecil namun beliau masih gagah dan sehat.
Masih teringat kata-kata kakek Ahmad yang terngiang di dalam pikiran Saras. “Kita sebagai bangsa yang besar harus dapat menghargai jasa pahlawan-pahlawan. Tetapi yang lebih penting lagi pada saat ini ialah mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif. Mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi diri kita, semua orang dan tentunya bagi bangsa Indonesia sendiri.”
🌻🌻🌻🌻
“Selamat pagi, anak-anak!” sapa Saras.
“Pagi ... Ibu Saras,” jawab anak- anak di dalam kelas serempak.
“Ok, sebelum memulai pelajaran, saya ingin membahas sebentar tentang lomba antar kelas. Bagaimana persiapan kalian semua? Apa sudah disiapkan?” tanyanya.
“Sudah ok, Bu,” sahut salah satu siswanya.
“Duhhh ... Bu kenapa sih, harus ada lomba-lomba segala. Sudah enggak jaman kali, Bu,” protes salah satu siswa.
“Iya, Bu Saras, kita sudah bukan di jaman penjajahan lagi. Sudah jaman now gitu.” Terdengar tawa dari sebagian siswanya.
Saras hanya tersenyum mendengar perkataan salah satu siswanya tersebut. “Anak-anak, dengarkan ibu sebentar, ya.”
Saras pun lanjut berkata, “Lomba yang diadakan ini sebagai salah satu bentuk penghargaan kita kepada para pahlawan. Kita seluruh bangsa Indonesia masih ingat betapa hebatnya perjuangan-perjuangan pahlawan kita dalam mempertahankan dan merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah.”
Saras melihat ke depan memandang pada siswa-siswanya.
“Kita sebagai bangsa yang besar harus dapat menghargai jasa pahlawan-pahlawan. Tetapi yang lebih penting lagi pada saat ini ialah mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif. Mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi diri kita, semua orang dan tentunya bagi bangsa Indonesia sendiri,” tegas Saras mengulang kembali perkataan dari kakeknya terdahulu.
Kemudian suasana di kelas pun hening. Siswa-siswa tersebut berusaha mencerna maksud perkataan guru mereka, Ibu Saras.
🌻🌻🌻🌻
Hari ini, semua orang menyambut gembira Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pagi ini, di sekolah Saras, para guru dan juga semua siswanya melaksanakan upacara.
Para pasukan pengibar bendera Merah Putih sudah siap di depan.
Mengayunkan langkahnya dengan tegap menuju tiang yang tinggi menjulang.
Tak lama Sang Merah Putih pun siap dikibarkan.
Terdengar komandan upacara memberikan instruksi penghormatan kepada Sang Merah Putih.
Diiringi lagu kebangsaan ’Indonesia Raya’, semua memberikan penghormatannya kepada Sang Merah Putih.
Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
Hiduplah tanahku
Hiduplah negeriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negeriku yang ku cinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negeriku yang ku cinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
“Jayalah selalu Indonesia ku,” batin Saras, dengan mata berkaca-kaca.
Merdeka ...
Bekasi, 18 Agustus 2019
#Songlit
#merdeka
#Indonesia