Powered By Blogger

Kamis, 05 September 2019

Cerpen Anak






Kecerian Dan Keseruan Di Hari Kemerdekaan

By. Lucyana Indah Lestari



“Wah ... anak-anak Bunda sudah pada mandi ... kalian mau ke mana?” Bunda tersenyum senang pada Keke dan Thifah.

“Iya dong, Bunda. Aku sama Kak Keke mau ke pos RT. Sepeda kami mau dihias buat pawai karnaval 17 Agustus besok,” ujar Thifah.

“Keke, Thifah ....” Teman-teman di luar memanggil.

“Bunda, kami pergi dulu, ya,” pamit Keke.

“Hai ... teman-teman.” Thifah menyapa teman-temannya. 

“Oiya ... Nada, Nayla kalian sudah kasi tahu teman-teman yang lain, kalau sepeda kita mau dihias sama kakak karang taruna.”

“Sudah semua kok,” balas Nada.

“Hayuk kita ke pos RT sekarang,” ajak Nayla.

Di pos RT tempat Keke dan Thifah tinggal sudah ramai sekali dengan sepeda-sepeda yang akan di hias.

“Kak Tini, besok setelah pawai karnaval, kita ada lomba kan, Kak?” tanya Keke pada salah satu kakak di sana.

“Oh sudah pasti ada dong, Adik cantik. Kakak-kakak karang taruna sudah menyiapkan hadiahnya loh buat yang menang juga buat yang tidak menang.”

“Asyiiik ....” Keke dan teman-teman berteriak gembira.

“Oiya, sepeda kalian semua ditinggal saja di sini! Nanti kakak-kakak yang akan menghiasnya, kalian boleh main dulu, ya!” seru salah satu Kakak karang taruna.

“Keke ... besok pawai karnaval kamu pakai pakaian apa?” tanya Nayla.

“Kalau aku, mau pakai baju merah ah. Kalau Thifah pakai baju merah juga, ya kan, Dik?!”  tanya Keke.

Thifah menganggukkan kepalanya mengiyakan perkataan kakaknya.

“Wah, aku malah belum tau nih, pakai apa,” kata Nada.

“Kalau aku, sama kayak Thifah baju merah juga deh,” sahut Nayla.

Mereka bermain bersama sambil menunggu sepeda mereka selesai di hias.

💖💖💖💖

Hari yang mereka tunggu pun tiba, pagi sekali setelah salat subuh Keke dan Thifah sudah bersiap. Mereka senang sekali hari ini pawai karnaval tujuh belasan. Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

“Kakak Keke, Dik Thifah kalian sarapan dulu, ya. Jangan sampai perut kalian kosong,” kata Bunda.

“Iya, Bun.”

“Bunda, ikut pawai karnaval juga kan?” tanya Thifah.

“Tentu, dong. Kan, Bunda sama ibu-ibu yang lain mau tampil juga,” sahut Bunda dengan riang.

Setelah menyelesaikan sarapan paginya, Keke dan Thifah berpamitan sama Bunda mereka. 

“Sudah siap semua. Bapak-bapak, Ibu-ibu, Adik-adik, sebentar lagi kita akan jalan mengelilingi komplek perumahan. Semangatnya. Merdeka.” Suara penuh semangat dari pengeras suara di ucapkan panitia acara pawai karnaval.

Satu persatu sepeda yang sudah di hias berjalan diikuti para orang tua. Tidak ketinggalan Ibu-ibu, yang membawa alat musik yang berupa panci, galon, panci, botol, juga angklung di bunyikan dengan musik lagu Hari Kemerdekaan menambah semangat perayaan 17 Agustus ini.

Pawai karnaval berlangsung meriah dan mendapat sambutan yang baik dari warga sekitar.

Acara di lanjutkan perlombaan tujuh belasan. Keke dan Thifah mengikuti lomba memindahkan air dari baskom kecil untuk dioper ke teman yang berada di belakangnya. Ada kejadian lucu saat Thifah memindahkan air ke belakang tanpa melihat, airnya malah mengguyur kepala Thifah. Semua yang melihat tertawa terbahak.

“Yeee ... alhamdulillah aku menang Juara 1,” ucap Thifah. Walau sempat terguyur di kepalanya.

Sedangkan Keke, ia dan kelompoknya mendapat Juara 2.

“Alhamdulillah,” ucap Keke.

Semua merasa senang bisa ikut merayakan Hari Kemerdekaan tahun ini.


Bio Penulis
Lucyana Indah Lestari, lahir di Jakarta, 09 Maret. Memiliki tiga orang anak. Selama kuliah pernah aktif di Senat Mahasiswa dan Badan Perwakilan Mahasiswa. Latar belakang tergabung di dunia literasi sudah impian dari lama, namun sejak kehilangan sosok putri pertama semakin kuat dorongan untuk bisa menjadi penulis.

Senin, 02 September 2019

Karya Antologi


Untuk putri salihahku 'Bidadari Surgaku'
salah satu judul cerpen dalam antologi ini, Bunda buat untuk selalu mengenangmu 
R.Keira Laura Shafa Z.M
(11 tahun)

First Antologi




Rasa-rasa punya karya antologi pertama ini seperti mimpi, awal bergabung dengan tim TMH bener-benar dari nol.  Bersyukur dipertemukan orang-orang hebat di dalamnya, diberi ilmu kepenulisan dan bimbingan yang penuh ketulusan. Diberi kesempatan untuk menulis dan menulis. Diberikan kepercayaan untuk menghasilkan sebuah karya dalam bentuk antologi bersama beberapa penulis-penulis hebat. Asal ada kemauan dan yakin bisa,  pasti ada jalan dalam setiap kesempatan yang diberi.  Spesial 💖 Tim TMH dan Mba Ranty selaku owner TMH Publishing.


#antologi